Gagak dan Buah Perak
Di suatu desa, hiduplah seekor gagak. Gagak itu sangat bangga dengan bulu-bulunya yang hitam berkilau.
Saat mencari makanan, ia menemukan tiga buah berwarna perak. Gagak itu senang dan tidak sabar untuk memamerkannya kepada binatang lain.
Saat terbang kembali, ia bertemu dengan sekelompok burung pipit. Gagak itu memamerkan buahnya yang berkilau, tapi burung pipit menjawab, “Itu bukan buah yang berharga. Hanya apel tua yang dibungkus kertas alumunium untuk menarik gagak sepertimu.”
Gagak itu merasa malu dan terbang pergi. Ia belajar bahwa tidak selalu bijak untuk terkesan dengan benda yang berkilau.
Sungai Muda di Pegunungan
Di suatu pegunungan, hiduplah sebuah sungai muda yang selalu berusaha mengalir ke atas gunung dan menciptakan air terjun yang indah. Namun, tak peduli seberapa keras dia mencoba, dia selalu mengering dan gagal melakukannya.
Suatu hari, sungai muda itu bertemu dengan sungai tua yang telah lama mengalir di hutan. Sungai tua itu bertanya mengapa dia terus mencoba mengalir ke puncak gunung.
Sungai muda itu menjelaskan bahwa dia ingin membuat air terjun yang indah di puncak gunung.
Sungai tua itu menjawab, “Kau terlihat sangat lelah. Kadang-kadang mungkin lebih baik ikut arus daripada melawan. Ini lebih santai dan kamu bisa beristirahat di tengah jalan. Jika kamu terus melawan, kamu akan lelah dan akhirnya kering.”
Sungai muda itu memikirkan saran sungai tua itu dan memutuskan untuk mencoba ikut arus. Dan ternyata, dia menemukan bahwa ikut arus itu jauh lebih mudah dan santai daripada terus melawan. Dia terus mengalir sampai sampai ke laut. Kemudian dia menguap menjadi awan yang tertiup angin dan akhirnya menjadi hujan yang menciptakan air terjun yang indah di puncak gunung, seperti yang dia impikan selama ini.
Sungai muda merasa puas. Kini ia menjadi sungai dewasa yang bertekad untuk menjadi air terjun tertinggi di gunung itu.
Cerdik, Pintar, dan Bijaksana
Sekali dulu, di suatu hutan yang jauh, tinggal tiga hewan yang selalu bermain bersama.
Rubah cerdik dan penasaran, Tupai pintar dan tahu banyak hal. Burung Hantu bijak dan penuh pikiran, oh begitu baik.
Tapi suatu hari, mereka menghadapi masalah, seekor Serigala dekat, mereka perlu melarikan diri, tapi bagaimana?
Rubah berpikir keras dan menemukan cara untuk mengejutkan Serigala dan memberi mereka waktu untuk lari. Tupai melirik dan menemukan pohon termudah untuk dipanjat mengungsi.
Tapi Burung Hantu, bijak dan penuh pikiran, berkata dengan hati-hati, “Memanjat pohon mungkin tidak akan baik lama dan laripun akan kena nantinya. Mari kita pikirkan dan gunakan otak kita. Kita butuh rencana yang aman dan waras.”
Rubah berpikir keras dan menemukan cara untuk menipu Serigala dan membuatnya bingung. Tupai cepat dan membuat jejak untuk mengelabuhi Serigala.
Burung Hantu tinggal di belakang untuk menjaga memastikan Serigala benar-benar teralihkan sebelum dia bisa terbang.
Setelah Serigala cukup jauh, mereka cepat pergi ke gua terdekat yang tersembunyi oleh semak-semak, di mana mereka bisa tinggal dengan aman.
Kelinci Cepat dan Rubah yang Lebih Cepat
Di sebuah negeri yang jauh, hiduplah dua teman yang baik hati: seekor rubah dan kelinci. Mereka tinggal di sebuah padang rumput yang indah, yang penuh dengan rumput tinggi dan bunga-bunga warna-warni. Mereka menghabiskan hari-harinya bermain dan menjelajahi hutan sekitarnya.
Suatu hari, rubah ingin menjadi hewan tercepat di padang rumput. Ia memberitahu temannya, kelinci, tapi kelinci tertawa. “Itu tidak mungkin,” kata kelinci. “Aku sudah hewan tercepat di sini.”
Tapi rubah tidak menyerah. Ia berlatih setiap hari, dan sebelum lama, ia menjadi hewan tercepat di padang rumput. Kelinci sedikit marah, tapi rubah tidak peduli. Ia sudah mencapai tujuannya, dan ia bangga.
Suatu hari, badai buruk datang dan merusak padang rumput. Rubah dan kelinci takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Mereka melihat badai datang dan mengerikan. Mereka lari secepat mungkin ke hutan,menghindari pohon yang jatuh dan debu yang terbang. Kelinci kagum. Mereka berlari cepat bersama-sama, mencari rumah baru di hutan.
Setelah badai berlalu, kelinci sadar bahwa rubah menjadi pelari yang lebih baik karena kerja keras dan tekadnya. Ia merasa malu karena tidak bekerja keras, dan ia berjanji tidak akan pernah menyerah lagi.
Rubah dan kelinci menemukan rumah baru di hutan, dan mereka tinggal bersama-sama. Mereka menjadi teman yang baik dan setia, dan mereka selalu bersama di saat-saat sulit. Mereka belajar bahwa komitmen dan ketekunan penting untuk mencapai tujuan dan mengatasi kesulitan.
Löwe, Büffel, und Feuer
Suatu malam, kilat menyambar hutan. Seluruh binatang bisa mendengar petir yang keras di hutan sebelum kemudian kembali hening.
Di pagi hari, singa dan kerbau melihat api kecil. Ini adalah sisa kilat tadi malam.
Singa dan kerbau berkata, “Katanya, kita bisa memanggang makanan dengan api!”
Singa berlari dan membawa daging. Ia memanggangnya. Ia memakannya. “Ini sangat enak! Saya kenyang!” Kemudian ia pergi ke rumahnya untuk tidur.
Setelah kerbau melihatnya, ia berlari dan membawa tumpukan rumput. Ia memanggangnya. Ia memakannya. “Ini menjijikan!!” Kemudian ia pergi minum ke sungai.
Pengembara dan Penggembala
Desember 14, 2021 13:24
Seorang pengembara yang telah berjalan selama beberapa minggu dari tempat yang jauh sampai ke sebuah peternakan domba di tengah bukit. Dia berkata kepada tuan penggembala domba, “Selamat siang, tuan. Aku telah letih berjalan jauh. Apakah aku bisa meminta satu ekor sebagai bekal perjalananku?”
Tuan penggembala menjawab, “Tentu saja. Kami memiliki sepuluh ribu ekor di peternakan ini. Kamu boleh memilih satu ekor yang kamu inginkan.”
Pengembara masuk ke peternakan dan memilih satu ekor yang dia sukai. Dia berkata kepada tuan penggembala, “Terimakasih banyak atas pemberianmu. Semoga kita bertemu lagi suatu saat.”
Tuan penggembara menyaksikan pengembara pergi menuruni bukit dengan ujung seutas tali biru di tangannya, dengan anjing gembala miliknya di ujung tali lainnya.
(Taken from an islamic hadith.)
Birukah Langit?
Desember 08, 2021 09:46
Di atas bukit, dua sahabat, Babi dan Kera, duduk bersama. Mereka sedang bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang terlintas di benak mereka.
Babi berkata, “Lihatlah hari ini, langitnya biru seperti laut.” Kera tidak yakin, lalu berkata, “Bagaimana kamu tahu langit itu sebiru laut?” Babi hanya menjawab, “Hmm, ya, memang seperti itu kelihatannya.”
Tidak puas dengan jawaban itu, Kera berdiri dan berkata, “Aku akan memastikan dulu.”
Kera kemudian pergi menemui Burung Hantu dan bertanya bagaimana cara mengetahui apakah langit hari ini memiliki warna yang sama dengan laut. Burung Hantu memberikan saran kepadanya. Kera lalu pergi ke pantai dan mencari dua batu yang masing-masing memiliki warna yang sama dengan laut dan langit. Kemudian ia mengelilingi pulau dan bertanya kepada semua hewan di sana apakah dua batunya sama atau tidak. Beberapa hewan menjawab kedua batunya sama, sementara yang lain menjawab berbeda. Kera mengingat semua jawaban itu.
Setelah sebulan, di atas bukit, dua sahabat itu kembali duduk bersama. Kera berkata, “Ya benar, langit yang dulu itu memang seperti laut yang biru.” Babi tertawa dan merangkul Kera, lalu berkata, “Nah, benar kan?” Kemudian Babi berkata, “Lihatlah hari ini, gunung besar itu tertutup oleh kabut putih seperti awan.”
Dua Katak dan Topan
Desember 03, 2021 12:35
Di suatu pulau kecil hiduplah dua ekor katak, katak biru dan katak kuning. Setiap hari, katak biru sibuk mengumpulkan kerikil warna-warni untuk membangun istana yang indah, sementara katak kuning sibuk mengoleksi seluruh jenis daun yang ada di pulau.
Suatu hari, mereka menemukan sebuah botol kaca di tepi pantai dengan selembar kertas di dalamnya yang bertuliskan “Hati-hati, topan besar akan datang dari utara.” Keduanya segera bergegas ke utara pulau dan melihat ke arah laut, dan benar saja, walaupun jauh, terlihat ada titik hitam pekat di langit. Esoknya, saat mereka kembali melihat, titik hitam itu sudah terlihat jelas bergerak menuju pulau.
Katak kuning dan biru segera mencari cara untuk keluar dari pulau, tapi air laut terlalu deras untuk disebrangi oleh seekor katak. Katak kuning terus berusaha berenang keluar, tapi selalu gagal. Katak biru berhenti dan kembali mengumpulkan kerikil setelah beberapa hari mencoba dan gagal.
Hari demi hari berlalu, katak kuning terus berusaha berenang keluar, tapi selalu gagal. Sementara itu, katak biru terus menyusun istana kerikilnya yang semakin tinggi. Titik hitam di langit semakin dekat.
Di akhir tahun ketujuh, katak kuning masih terus berusaha berenang keluar, sementara katak biru meletakkan kerikil terakhirnya di atas istana yang indah yang sudah dia bangun dengan megah. Langit di pulau hitam gelap gulita, dan topan sudah datang dengan seluruh petir dan angin kencangnya.
Di esok harinya, di sebuah pulau kecil yang baru saja diterjang badai, terlihat serakan daun layu dan gundukan kecil kerikil warna-warni yang cantik.
Semut Kecil dan Gula Kecil
November 11, 2021 22:32 PM
Seorang perempuan sedang membuat teh sore. Dia menyalakan api di dapur dan menyiapkan cangkir teh, serta mengambil toples gula dari lemari es.
Ketika dia mengambil tiga sendok gula dari toples, salah satu sendok terbentur cangkir dan setengah sendok gula tercecer di lantai. Namun, tak lama kemudian sebuah semut hitam datang dan mengambil satu butir gula yang tercecer. Walaupun terlihat sulit, semut itu mengambil gula dan menjatuhkannya ke dalam cangkir teh.
Perempuan itu tidak merasakan bahwa semut itu telah membantunya, tapi dia senang dengan bantuannya. Kemudian semut itu kembali ke kawanannya dan perempuan itu memberikan seujung sendok gula kecil untuk semut itu dan teman-temannya.
Meskipun semut-semut itu tidak mengerti, perempuan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan mereka dan tersenyum sambil melanjutkan teh sorenya seperti biasa.
Cerita Penyu
May 11, 2021 10:52 PM
Seekor penyu sedang berjalan di pantai.
Seekor ikan kembung yang lewat menyapa, “Hai kura-kura, kemana kamu mau pergi?” “Aku bukan kura-kura, aku penyu. Aku sedang mencari kacang,” jawab penyu. Keduanya kembali melanjutkan tujuan masing-masing.
Seekor camar yang lewat menyapa, “Kura-kura, kamu lebih suka ganggang biru atau hijau?” “Aku bukan kura-kura, aku penyu. Aku lebih suka yang hijau,” jawab penyu. Keduanya kembali melanjutkan tujuan masing-masing.
Seekor keong yang lewat menyapa, “Kura-kura, apakah kamu punya makanan?” “Aku bukan kura-kura, aku penyu. Aku tidak punya makanan,” jawab penyu. Keduanya kembali melanjutkan tujuan masing-masing.
Tiba-tiba seekor kelinci muncul, “Hati-hati, aku tadi bertemu dengan pemburu kura-kura.” “Aku bukan kura-kura, aku penyu,” jawab penyu. Keduanya kembali melanjutkan tujuan masing-masing.
Setelah berjalan lama, dari balik semak, pemburu kura-kura muncul, “Akhirnya aku menemukan kura-kura.” “Aku bukan kura-kura, aku penyu,” jawab penyu. “Tapi menurutku kamu juga kura-kura,” jawab pemburu. Pemburu kembali melanjutkan tugasnya, sementara penyu tidak bisa melanjutkan tujuannya.
Si Ikan Rakus
June 28, 2021 21:50:08
Di laut ada sekumpulan ikan yang hidup bersama. Ada satu ikan yang sangat rakus dan selalu merebut makanan yang ditemukan oleh ikan lain. Ikan rakus tersebut semakin besar dan kuat setiap hari, sementara ikan lain semakin kecil dan lemah.
Suatu malam, seorang nelayan datang dan menebar jala di atas permukaan air. Ikan-ikan lain berhasil lolos karena tubuh mereka terlalu kurus, tapi ikan rakus yang besar terjebak di dalam jala.
Pada pagi hari, ikan-ikan lain melihat nelayan pulang bahagia dengan ikan rakus yang besar. Mereka tidak bahagia karena teman mereka tertangkap, tapi sepertinya mereka juga tidak sedih.